TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat kota-kota di Pulau Jawa mengeluhkan panasnya dan lambatnya kedatangan hujan, pada Oktober ini. Menurut prakiraan BMKG, hujan memang terlambat 10 hingga 30 hari dari jadwal sehingga baru akan dimulai pada akhir Oktober atau awal November. Lantas, bisakah kita menyalahkan keterlambatan ini pada perubahan iklim? Menurut pakar meteorologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Drs Zadrach Ledoufij Dupe MSi, jawabannya tergantung pada pemahaman mengenai penyebab perubahan iklim. "Saya tanya, penyebabnya (perubahan iklim) apa? Jawabnya kan karbondioksida (CO2)." "Masalahnya, menurut saya, itu bukan CO2. Komponen utama perubahan iklim itu ada di manusia," ujarnya ketika dihubungi oleh Kompas.com via sambungan telepon, Jumat (12/10/2018). Zadrach membandingkan kondisi kota-kota di Jawa pada generasi sebelumnya dengan generasi sekarang yang jauh berbeda. "Zamannya ayah Anda itu berapa jumlah penduduknya? Berapa bangunan yang ada? Berapa sawah dan sebagainya? Kan sekarang semua berubah jadi gedung." "Lalu, kalau kita bilang (iklimnya) tidak berubah, ya mana mungkin," tuturnya. Dia mengatakan, ketika manusia mengubah karakter permukaan bumi, manusia juga mengubah keseimbangan energi yang datang dari Matahari. Let's block ads! (Why?) October 13, 2018 at 06:48PM via Tribunnews.com https://ift.tt/2RNc0Vx |
No comments:
Post a Comment