McDonald\'s Australia dituduh secara sistematis melakukan praktek mengurangi jam kerja bagi pekerja di saat usia mereka bertambah dan mengganti dengan pekerja yang lebih muda yang mendapat bayaran lebih sedikit. Praktek ini disebut \'learn and churn\', yang artinya belajar dan kemudian setelah mereka pintar, perlahan pekerja itu akan dilepaskan karena bayarannya semakin mahal. McDonald\'s merupakan salah satu perusahaan yang paling banyak mempekerjakan orang di Australia, dengan 100 ribu orang, bekerja di berbagai restoran yang kebanyakan dalam bentuk franchise. Namun sekarang perusahaan induk dan franchise McDonald dituduh melakukan praktek \'churning\' di saat pekerja mereka bertambah usia, yang mendapat jam kerja lebih sedikit dan diganti dengan pekerja yang lebih muda. Direktur Eksekutif McDonald\'s Australia Andrew Gregory membantah bahwa praktek ini dilakukan dimana-mana . "Kami dengan serius berusaha melakukan hal terbaik dan meng ikuti standar yang ada." kata Gregory dalam wawancara dengan program 7.30 ABC. "Separuh dari pekerja di restoran kami berusia di atas 18 tahun, dan bukanlah cara kerja yang baik untuk tidak mempekerjakan mereka yang berusia di atas 18 tahun." "Kami memerlukan mereka untuk menjalankan bisnis kami." Nelio Da Silva mulai bekerja di salah satu restoran McDonald\'s di Melbourne ketika dia berusia 16 tahun. Let's block ads! (Why?) October 14, 2018 at 12:00AM via Tribunnews.com https://ift.tt/2Ei3tHv |
No comments:
Post a Comment